Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau menguat tipis pada perdagangan sesi I Kamis (24/8/2023), di mana pergerakan IHSG pada sesi I hari ini cenderung volatil.
Hingga pukul 12:00 WIB, IHSG naik tipis 0,03% ke posisi 6.923,78. IHSG masih berada di level psikologis 6.900 pada perdagangan sesi I hari ini.
Secara sektoral, sektor infrastruktur dan energi membuat penguatan IHSG pada sesi I hari ini tertahan. Sektor infrastruktur menahan laju penguatan IHSG sebesar 1,02%, sedangkan sektor energi sebesar 0,71%.
Selain itu, beberapa saham juga menahan penguatan IHSG. Bahkan, saham-saham tersebut juga membuat IHSG ‘galau’ di sesi I hari ini. Berikut saham-saham yang menjadi laggard IHSG pada sesi I hari ini.
Emiten | Kode Saham | Indeks Poin | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
United Tractors | UNTR | -3,46 | 27.000 | -3,14% |
Bank Rakyat Indonesia | BBRI | -2,73 | 5.575 | -0,45% |
Telkom Indonesia | TLKM | -2,44 | 3.720 | -0,53% |
Bank Central Asia | BBCA | -1,66 | 9.275 | -0,27% |
Astra International | ASII | -1,18 | 6.525 | -0,38% |
Sumber Alfaria Trijaya | AMRT | -0,98 | 2.910 | -0,68% |
Bayan Resources | BYAN | -0,85 | 18.750 | -0,27% |
Sumber: Refinitiv
Saham emiten produsen alat berat pertambangan Grup Astra yakni PT United Tractors Tbk (UNTR) menjadi pemberat terbesar IHSG pada sesi I hari ini yakni mencapai 3,5 indeks poin.
Selain itu, dari saham di sektor energi, ada saham raksasa batu bara yakni PT Bayan Resources Tbk (BYAN), yakni sebesar 0,8 indeks poin.
IHSG bergerak volatil pada sesi I hari ini. Hal ini karena investor cenderung wait and see menanti keputusan suku bunga terbaru dari Bank Indonesia.
BI diperkirakan akan tetap mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75% pada bulan ini untuk menjaga nilai tukar di tengah meningkatnya ketidakpastian global.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memproyeksi bank sentral RI akan menahan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR). Dari 13 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus, semuanya memperkirakan BI akan menahan suku bunga di level 5,75%.
Sedangkan suku bunga Deposit Facility kini berada di posisi 5,00%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,50%.
Suku bunga sebesar 5,75% sudah berlaku sejak Januari tahun ini. BI mengerek suku bunga sebesar 225 basis poin (bp) dari 3,5% pada Juli 2022 menjadi 5,75% pada Januari tahun ini.
Selain itu, tekanan dari eksternal tetap perlu diwaspadai mengingat pada akhir pekan ini akan ada Simposium Jackson Hole di Wyoming, tempat para gubernur bank sentral terkemuka akan berkumpul untuk simposium tahunan bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) tersebut.
Semua perhatian akan tertuju pada Ketua The Fed, Jerome Powell, yang pidatonya akan sangat ditunggu-tunggu.
Powell akan memberikan pandangan terbarunya tentang apakah diperlukan lebih banyak pengetatan kebijakan untuk menurunkan inflasi di tengah pertumbuhan ekonomi yang sangat kuat, atau mulai mempertimbangkan untuk mempertahankan suku bunga.
Pidato Powell akan dinanti-nanti karena secara historis memiliki efek kejut yang besar untuk pasar global mengingat pada pekan lalu. Potensi sikap hawkish masih cukup kental terasa untuk risalah rapat Federal Open Market Committee (FOMC) bulan depan (September 2023).
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat
(chd/chd)
Quoted From Many Source