Kedepankan Sistem Belajar Interdisipliner Ketimbang Metode Hafalan

Berita, Teknologi20 Dilihat

Jakarta:  Hope Academy menggelar Groundbreaking Ceremony atau peletakan batu pertama yang menandai dimulainya pembangunan HOPE Academy PIK 2.  Kegiatan belajar mengajar di Hope Academy PIK 2 siap dimulai untuk tahun akademik 2025/2026.
 
Direktur Eksekutif YPPH, Stephanie Riady mengatakan, HOPE Academy akan berkontribusi maksimal dalam memberi dampak bagi bangsa lewat pendidikan. Stephanie memaparkan, YPPH telah menghadirkan 52 sekolah, baik berbasis nasional maupun internasional dan satu universitas yang tersebar mulai dari Nias, Sumatra Utara, hingga pegunungan Papua; dengan 4.500 tenaga pendidik serta pendukung administratif.

Sistem Belajar Interdisipliner

Ia melanjutkan, keunggulan Hope Academy adalah pendidikan yang bukan berdasarkan penghafalan, tetapi pendidikan yang menggunakan sistem belajar interdisipliner.  Mata pelajaran tidak terkotak-kotak, melainkan mengintegrasikan semua bidang menjadi unit dan proyek yang lintassubjek.
 
Menurutnya, sistem belajar seperti ini penting untuk membangunanak yang cerdas, kritis dan mampu memecahkan masalah. “Terlebih lagi, Hope Academy juga unggul karena kami mempunyai moto ‘No Child Left Behind’, di mana sekolah-sekolah lain mungkin mengeluarkan anak-anak yang tidak dapat bertumbuh secara akademik, tapi di HOPE Academy, kami mengetahui bahwa setiap anak diciptakan Tuhan dengan unik,” ujarnya.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Pihaknya, kata Stephanie akan mendukung semua anak sesuai potensi mereka masing-masing. Pendidikan Hope Academy dan semua sekolah di bawah Yayasan Pendidikan Pelita Harapan. “Berdasarkan iman Kristiani, karena kami percaya bahwa pendidikan yang terbaik adalah pendidikan yang dilandasi sistem kepercayaan dan moralitas yang kuat,” papar Stephanie 
 
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Kemenag, Jeane Marie Tulung menyambut baik upaya YPPH yang terus memajukan Indonesia melalui sektor pendidikan.  ”Bagi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen, YPPH termasuk yayasan pioneer yang bekerja dengan cara yang tidak biasa, tetapi secara visioner, komprehensif, dan multi jenjang,” terangnya.
 
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum Kemenkumham, Cahyo Rahadian Muzha mengatakan,  sekolah bukan hanya tempat untuk belajar, tetapi juga ruang di mana generasi muda membentuk karakter dan mempersiapkan diri menghadapi masa depan.
 
“HOPE Academy tidak hanya sebagai suatu tempat untuk meraih pendidikan, tetapi suatu tempat yang memberikan putra-putri yang bersekolah di sini menjadi putra-putri anak bangsa yang betul-betul pintar, cerdas, but at the same time juga mempunyai morality yang lebih dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena kalau orang pintar, tapi tidak punya moral, itu pasti daya rusaknya akan sangat tinggi sekali,” ucapnya.
 
Ketua YPPH, ?Jonathan L. Parapak yang juga menjabat sebagai Rektor Universitas Pelita Harapan (UPH) mengatakan, sekolah ini berdiri untuk menyiapkan putra-putri yang kreatif, yang mampu berpikir kristis, dan yang dapat membangun konektivitas.
 
Menurutnya, di Yayasan Pendidikan Pelita Harapan salah satu yang utama adalah yang benar-benar percaya kepada Tuhan. “Karena itulah kita selalu berbicara tentang holistik, serta transformative education yang berpusat pada Kristus. Inilah yang menjadi tujuan kita, sehingga di HOPE Academy PIK 2 ini kita harapkan menjadi pusat untuk melahirkan para pemimpin masa depan,” kata Jonathan.
 
HOPE Academy PIK 2 akan dibangun di atas lahan seluas 15.000 meter persegi dengan konsep Sustainable and Green. Memiliki desain rancangan arsitektur yang ramah lingkungan, bangunan HOPE Academy PIK 2 ini akan membuat banyak area dengan pencahayaan secara alami dan aliran udara yang maksimal.
 
Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang, H. Fahrudin mengatakan, pendirian HOPE Academy merupakan salah satu jawaban, sehingga perbedaan mutu pendidikan di Kabupaten Tangerang tidak ada lagi. “HOPE Academy bukan hanya berdiri untuk kalangan tertentu, tetapi juga diharapkan sebagai salah satu praktik baik bagi sekolah-sekolah lainnya yang membutuhkan inovasi maupun transformasi di bidang teknologi,” terang dia.
 
Gedung Hope Academy PIK 2 dipersiapkan untuk kapasitas lebih dari 1000 siswa, menyediakan dan melayani berbagai jenjang pendidikan dengan kurikulum berstandar internasional, mulai dari jenjang pendidikan anak usia dini (Pre-School), Sekolah Dasar (Elementary School), Sekolah Menengah Pertama (Junior High School), hingga Sekolah Menengah Atas (Senior High School).
 
Head of School Hope Academy, Recky Rendy, menambahkan, pihaknya mengedepankan pendidikan Kristen yang holistik, HOPE Academy berkomitmen untuk mendidik anak bukan hanya secara akademis tetapi juga social, emotional, physical and spiritual.
 
Dengan menggandeng kurikulum International Baccalaureate (IB), kami memperlengkapi anak anak dengan 21 st century mindset, yaitu pemikiran yang internasional serta kritis agar mereka bukan hanya siap menghadapi masa depan, tetapi juga siap membentuk masa depan.
 
“Kami percaya setiap anak berharga dan punya kesempatan untuk belajar semaksimal mungkin meskipun memiliki tantangan yang berbeda-beda, oleh karena itu, kami memiliki learning support department dan pendidikan inklusif untuk membantu anakanak belajar dan bertumbuh sesuai dengan tantangan dan kebutuhannya masing-masing.” bebernya.
 
?Kuliah di kampus favorit dengan beasiswa full kini bukan lagi mimpi, karena ada 426 Beasiswa Full dari 21 Kampus yang tersebar di berbagai kota Indonesia. Info lebih lanjut klik, osc.medcom.id.
 

 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id

(CEU)

Quoted From Many Source

Baca Juga  Kursi Kosong, Apakah Keketuaan Indonesia Tak Berhasil Atasi Krisis Myanmar?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *