Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat dan sempat menembus level psikologis 7.000 pada sesi I, Rabu (30/8/2023).
IHSG melesat 0,31% ke 6.979,28, dengan level tertinggi hingga tengah hari di 7.008,49. Sebanyak 250 saham naik, 223 turun, dan 272 stagnan.
Nilai transaksi perdagangan Rp6,26 triliun dan volume perdagangan 12,90 miliar saham. Dengan ini, IHSG naik selama 3 hari beruntun. Kenaikan IHSG mengekor penguatan di bursa Asia-Pasifik.
Indeks Nikkei 225 Jepang menguat 0,42%, Hang Seng Hong Kong melesat 0,44%, Straits Times Singapura terapresiasi 0,18%, ASX 200 Australia menanjak 1,25%, dan KOSPI Korea Selatan meningkat 0,48%.
Dari Australia, Angka inflasi periode Juli 2023 diperkirakan mencapai 5,2%, berdasarkan survei Reuters, lebih rendah dari periode Juni lalu yang sebesar 5,4%.
Di lain sisi, bursa Asia yang secara mayoritas kembali menguat terjadi menyusul kembali bursa saham AS, Wall Street yang juga ditutup kembali cerah pada perdagangan Selasa kemarin.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melesat 0,85%, S&P 500 melonjak 1,45%, dan Nasdaq Composite melejit 1,74%.
Reli saham teknologi kembali terjadi, di topang oleh kenaikan saham Nvidia yang melesat 4,2%, setelah perusahaan pembuat chip tersebut mengumumkan kemitraannya dengan Google yang dapat memperluas distribusi teknologi kecerdasan buatannya.
Di lain sisi, Wall Street mendapat dorongan setelah rilis data ekonomi baru AS. Survei lowongan pekerjaan dan pergantian tenaga kerja terbaru menunjukkan penurunan pada Juli. Ini merupakan sebuah tanda stabilitas di pasar tenaga kerja.
Data JOLTs Openings pada periode Juli 2023 turun menjadi 8,83 juta lapangan kerja, dari sebelumnya sebanyak 9,16 juta lapangan kerja pada Juni lalu. Angka ini merupakan level terendah dalam lebih dari dua tahun terakhir.
Sedangkan data JOLTs Quits periode Juli 2023 juga turun menjadi 3,55 juta lapangan kerja, lebih rendah dari periode Juni lalu yang sebanyak 3,8 juta lapangan kerja.
Tingkat berhenti bekerja menurun ke level terendah dalam 30 bulan, sebuah indikasi bahwa pekerja melihat semakin sedikit peluang menarik di pasar kerja.
Sementara itu, indeks kepercayaan konsumen (IKK) The Conference Board turun lebih besar dari perkiraan pada periode Agustus. IKK CB AS periode bulan ini turun menjadi 106, dari sebelumnya pada Juli lalu di angka 117.
Hal ini menandakan bahwa masyarakat di Negeri Paman Sam mulai menahan belanjanya, meski secara pengukuran mereka masih cenderung optimis. IKK menggunakan angka 100 sebagai titik mula. Skor di atas 100 menandakan konsumen optimistis melihat situasi ekonomi.
“Laporan ini mendukung perkiraan kami bahwa The Fed telah mencapai tingkat kebijakan terminal, dan kami memperkirakan laporan ketenagakerjaan pada hari Jumat akan memberikan bukti lebih lanjut mengenai pelonggaran di pasar tenaga kerja,” menurut Matthew Martin dari Oxford Economics, dilansir Financial Times (28/8/2023).
Namun ketika ditanya oleh The Conference Board tentang kemungkinan AS akan jatuh ke dalam resesi pada tahun depan, responden melaporkan tingkat kekhawatiran terendah sejauh ini pada tahun 2023. Hal ini sejalan dengan skenario perekonomian yang mengalami resesi yang sangat besar atau dapat disebut pendaratan lunak.
Saat ini, investor menanti rilis data tenaga kerja AS lainnya, yakni data Laporan upah non-pertanian (non-farm payrolls/NFP) AS, di mana data ini akan diawasi ketat oleh investor dan tentunya bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed). seiring dengan kemungkinan siklus pengetatan moneter bersejarah yang mendekati akhir.
Analisis Teknikal
Foto: CNBC Indonesia
Pergerakan IHSG Hari Ini
|
IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu 1 jam (hourly) menggunakan moving average (MA) dan Fibonacci retracement untuk mencari resistance dan support terdekat.
Pada sesi I, IHSG berhasil menembus level resistance penting di 6.971 (Fibonacci 100%), tetapi belum mampu bertahan di atas level psikologis 7.000.
Penembusan ke atas level tersebut akan menentukan apakah IHSG akan membentuk pola cup and handle yang biasa menjadi indikator bullish atau masih akan kembali sideways.
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yakni Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Dalam grafik 1 jam, posisi RSI turun ke 64,50.
Sementara, dilihat dari indikator lainnya, Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MACD di atas garis sinyal.
Di sesi II, IHSG berpeluang ditutup di zona hijau dan menguji resistance terdekat di level 7.000, sedangkan level support berada di 6.971 (Fibonacci 100%).
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
IHSG Pengen Rebound Hari Ini? Simak Syaratnya!
(mkh/mkh)
Quoted From Many Source